Marhaban Ya Ramadhan

Semoga tak akan dosa hati ini membawa namamu duhai Bulan yang mempesona, dalam rangkaian kalimat sederhana tak banyak makna yang dibentangkan oleh si Pendosa.
Semua semata-mata hanya untuk meredakan kerinduan dan betapa sayangnya ia padamu, semoga Ilahi kan mempertemukan kita kelak di bawah indahnya lailatul qodar.

Adakah saat-saat lain yang bisa menyingkirkanmu?
Sedangkan kitab yang menceritakan Kalimat Tuhan kita mengagungkan tanpa ada ragu menodainya.

Adakah hari-hari lain yang lebih menenangkan dan menyejukan hati mereka yang percaya pada Robb'nya selain hari dimana kau adalah penghulunya?
Sungguh sekalipun detik terindah mereka dikumpulkan, tetap saja detik dalam namamu takkan mampu tergantikan.


Bagaimanakah cara pendosa ini merangkulmu?
Apakah dengan tangan hina ini?

Bagaimanakah cara pendosa ini menghadapmu?
Haruskah dengan wajah nista ini?

Bagaimana pula ia akan hidup dalam KeagunganNya yang murah saat kau tiba?
Mestikah dengan hati yang tersakiti ini?
Dan takkan menepi pertanyaan dalam benak ini untukmu, untuk mengharap Keluhuran Ilahi dalam nama Penuh Keindahan.

Terangkan kami Duhai Ramadhan, kelembutan Ilahi dalam balutan dahaga yang tertahan.
Yang semoga Ia me-ridhoi kami atasnya.

Perlihatkan kami Duhai Al-Mubarak, tanda kecintaan Ilahi dalam lapar yang tak tentu arah. Yang semoga Ia semakin menguatkan kami karenanya.

Entah bagaimana Para Penggubah Syair Rabbani memuja-mujimu, yang ku yakin kerinduan mereka jauh melampaui pikiran dan lebih dalam dari relung hati yang terselubung sekalipun.

Dan sirami kami dengan MahabbahMu dalam tiap detik yang merambat namun cepat di Ramadhan tahun ini, Duhai Ilahi.
Agar takkan ada tangis saat kelak ia meninggalkan para Pendosa ini di waktu Fitri.

Belenggu Qalbu-qalbu kami dengan RamadhanMu yang kian menghampiri bersama semangat Nabawi, ya Robbi.
Semoga ia dengan izinMu, kan menuntun kami menjadi pemenang sejati di akhirnya nanti.


Komentar

Postingan Populer