Memilih Ban Motor Yang Aman

Memilih ban untuk sepeda motor memang terkesan mudah dan sepele. Pergi ke toko ban atau bengkel dan sekaligus memasangnya, urusan pun beres.
Namun, fakta yang tidak bisa dimungkiri membuktikan hal lain. Banyak pengguna sepeda motor yang mengaku hampir celaka karena motor yang ditungganginya terpelanting atau terpeleset saat direm.
Bahkan tidak sedikit pula yang mengaku motornya lebih boros bahan bakar sejak ganti baru baru. “Itulah bukti bahwa memilih ban yang tidak tepat bisa berdampak pada kenyamanan, keamanan, serta ongkos yang harus dikeluarkan,” papar Hamdani, spesialis ban di Mahkota Motor, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Juli 2011.
Menggunakan ban dengan spesifikasi yang tidak sesuai dengan karakter motor dan jalanan yang saban hari dilalui tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan tetapi juga berbahaya. “Memiliki potensi menimbulkan kecelakaan,” katanya.


Karenanya, sebelum mengganti ban, sebaiknya memperhatikan beberapa aspek penunjang keamanan dan kenyamanan. Terlebih bila motor tersebut digunakan saban hari alias motor harian. Apa saja itu?
Berikut penjelasan Hamdani :

1. Pilih ban dengan permukaan telapak sedang
Bagi Anda yang ingin mengganti ban motor yang Anda pergunakan sehari-hari, sebaiknya memilih ban dengan jenis tapak menengah. Artinya, bukan ban dengan lebar telapak kecil seperti yang digunakan oleh anak-anak muda saat ini.
Ban dengan telapak yang kecil memang tidak banyak menyedot tenaga dari mesin. Pasalnya, bidang yang bergesekan dengan permukaan jalan juga relatif sedikit. Alhasil, motor lebih irit bahan bakar.
Ban tipe itu juga menjadikan motor lebih lincah bermanuver. “Namun, karena telapak yang kecil motor dengan ban seperti itu gampang terpeleset, terpelanting, bahkan ban rentan pecah,” terang Hamdani.
Karenanya, gunakan ban dengan telapak berukuran sedang. Bila Anda kesulitan untuk menemukannya, lebih baik mengikuti standar dari pabrikan motor.
Ban dengan telapak sedang selain tidak boros bahan bakar juga lebih stabil dan aman. Karakter seperti itu cocok untuk motor yang digunakan sehari-hari.

2. Pilih jenis ban yang tepat: kering atau basah
Selama ini banyak orang yang tidak menyadari atau tidak paham saat akan membeli ban di toko dan memasangnya di motor mereka. Padahal, pabrikan memproduksi dalam jenis ban yaitu basah atau kering.
Melihat karakter iklim di Indonesia yang tropis dengan perbandingan musim hujan dan kering yang seimbang, sangat disarankan untuk menggunakan jenis ban basah. Pasalnya, ban jenis itu masih memiliki daya cengkeram tinggi ketika hujan mengguyur bumi dan jalanan dipenuhi genangan air.
“Ban itu juga masih memiliki tingkat grip yang tinggi di lintasan kering. Ban ini cocok untuk motor harian yang digunakan di segala lintasan,” terang Hamdani.
Sebaliknya, ban jenis kering memiliki daya cengkeram yang kurang di saat melibas genangan air di waktu hujan. Akibatnya, motor rawan terpeleset atau tergelincir. Terlebih bila pengendara melakukan pengereman dengan tiba-tiba.
Memang, ban jenis ban basah juga memiliki kekurangan yaitu kurang mencengkeram di lintasan kering. Namun, bila dibanding ban kering keunggulan ban basah masih lebih tinggi.

3. Pilih motif atau profil ukiran ban yang tepat
Motif ukiran pada ban sangat berkaitan dengan kinerja ban saat melintasi berbagai karakter jalanan, baik basah maupun kering. Bagi Anda yang menggunakan motor untuk kegiatan harian, disarankan menggunakan ban dengan motir atau profil ukiran searah.
Motif ukiran ban memang bermcam-macam. Namun, umumnya panrikan menukir ban produk mereka searah yaitu miring atau menyamping dengan sudut 45 derajat dari depan ke belakang.
Hal itu dimaksudkan agar ban mampu menyingkirkan air ke samping dan permukaan ban tetap mampu mencengkeram permukaan jalan. Dengan demikian, motor tetap stabil dan pengendara tidak kehilangan kendali.

4. Pahami kode ban
Kode yang harus Anda pahami tidak hanya sebatas ukuran ban baik dalam ukuran metric maupun inci saja, tetapi juga kode produksi. Hal itu dimaksudkan agar Anda tidak salah memilih ban yang sesungguhnya sudah kedaluwarsa.
Umumnya, pabrik ban merancang masa kedaluwarsa produknya lima tahun. Namun, siapa tahu ada oknum toko atau bengkel yang nakal, meski ban telah kedaluwarsa tetapi tetap dijual. “Walau menawarkan harga yang lebih miring, sebaiknya jangan membelinya. Karena ban berkaitan dengan keselamatan,” pesan Hamdani.
Untuk mengetahui kapan ban itu diproduksi cukup gampang. Biasanya, produsen mencantumkan kode produksi pada salah satu sisi ban dan biasanya tercetak kode empat angka.
Contoh kode itu, misalnya, 1207. Artinya, ban tersebut diproduksi pada minggu ke-12 tahun 2007. Nah, Anda bisa menghitung berapa usia ban itu saat Anda akan membelinya, sejak diproduksi.
Hal lain yang patut Anda ingat adalah, jangan menggunakan ban yang tidak sesuai dengan ukuran pelek. Bahkan, bila ingin menggunakan pelek dan ban yang berukuran lebih besar dari ukuran ban dan pelek standar pabrik, sebaiknya tidak lebih dari dua inci.
Sebab, umumnya produsen sepeda motor masih memberikan toleransi perubahan ukuran ban dan pelek sebesar itu.
Semoga bermanfaat…

Komentar

Postingan Populer